Sabtu, 27 Juni 2015

SOLUSI MENGATASI SAMPAH DARI GANG SAMSI

Gang Samsi , Bandung


Namanya juga sampah,Mungkin ini salah satu nama yang paling terkenal di seantero bumi ini. Negara maju atau negara tertinggalkan pun mengenal dengan istilah ini. Keberadaannya yang selalu di sepelekan oleh sebagian orang, ternyata membawa dampak buruk jika di biarkan.Dampak yang akan di rasakan cukup besar bagi kelangsungan penduduk bumi. Semakin hari namanya terus ada dimana mana, keberadaannya pun semakin nyata.


Zaman yang semakin berkembang tidak membuat namanya hilang di muka bumi. Kemajuan teknologi pun belum bisa mengatasi masalah ini. Seiring dengan gaya hidup yang semakin praktis dan teknologi semakin maju, ternyata menjadi salah satu penyebab banyaknya sampah di bumi. Gaya hidup yang ingin serba praktis membuat orang malas dengan sesuatu yang memberatkan, contohnya saja ketika berbelanja ke pasar atau ke warung, sudah jelas kita bakal memproduksi sampah sadar atau tidak sadar. Padahal jika ingin sedikit saja berusaha untuk membawa Tas belanja sendiri, paling tidak bisa mengurangi produksi sampah kita. Cap yang di berikan biasanya kesan jijik untuk sampah itu sendiri, membuat banyak orang malas jika harus berhubungan dengan yang namanya sampah.


Sekarang nampaknya kita boleh sedikit mempunyai harapan, lambat laun ternyata sudah banyak gerakan ataupun individu yang mulai peduli terhadap permasalahan sampah ini. Mulai dengan gerakan yang sederhana sampai menciptakan teknologi canggih untuk mengatasi masalah sampah, kini sudah banyak hadir dimana mana. Tapi apapun itu teknologinya tanpa di ikuti kesadaran warga hasilnya tidak akan bisa cepat merubah dari keadaan.


Hadirnya Bank sampah di negeri ini, menimbulkan secerca harapan bagi kita semua. Sekarang Bank sampah sudah menyebar sampai ke penjuru negeri. Salah satunya yang ada di pemukiman padat penduduk di Kota Bandung. Namanya Bank sampah Bibilintik. Satu dari sekian banyak bank sampah yang berdiri saat ini. Berada di Jalan ahmad yani, Gang samsi v RT 03/07 Kel. Kebon waru Kec. Batununggal. Pemukiman padat penduduk ini mempunyai masalah dengan namanya sampah, masih sama seperti kebanyakan tempat lainnya.


Berawal dari datangnya perwakilan dari Daun kelapa cares ke tempat ini, dengan tujuan menawarkan program penghijauan dan Bank sampah bagi warga Gang samsi. Sebelumnya pun ada beberapa warga juga yang punya rencana program pengolahan sampah di wilayahnya. Bukan sesuatu yang kebetulan, hadirnya Daun kelapa cares sebagai Yayasan yang kan membantu mewujudkan hadirnya bank sampah di wilayah ini. Sambutan positif dari warga dengan rencana berdirinya bank sampah terus berdatangan. Persiapan yang di lakukan oleh Jajaran pengurus Rw dan daun kelapa cares berbentuk sosialisai yang di lakukan selama 2 bulan. sekarang selain warga RW 07, intansi yang menawarkan untuk menjadi anggota bank sampah datang dari lapas kebon waru dan puskesmas ibrahim adjie. Meskipun sosialisasi yang di lakukan belum maksimal, tapi keikutsertaan warga sudah mulai terlihat. Beberapa diantaranya keterlibatannya di kepengurusan bank sampah. Berjumlah 8 orang yang terdiri dari karangtaruna , Pkk,pengurus RW, dkm  dan hansip.


Akhirnya bank sampah bibilintik resmi di didirikan Januari 2015, dengan nasabah sementara 75 orang. Selama 5 bulan Daun kelapa cares akan terus menjadi pendamping di Bank sampah bibilintik.

Peresmian bank Sampah Bibilintik


 Bertempat di ruang serbaguna RW 07 untuk sementara.

Tampak depan Bank sampah Bibilintik


 Berada di pemukiman padat penduduk dengan status lahan sebagian besar bukan hak milik ini yang membuat pengurus bank sampah berharap adanya perhatian dari semua pihak yang bisa membantu untuk mencarikan tempat yang status lahannya hak milik. Supaya keberadaan bank sampah ini bisa terus ada di tengah masyarakat. Inilah beberapa contoh sampah yang di terima di Bank sampah Bibilintik









Pengumpulan bank sampah di sini biasanya pada waktu hari minggu mulai pukul 13.00 - 17.00 wib.Untuk sistem pengambilan tabungan Bank sampah Bibilintik mempunyai program pencairan tabungan 1 tahun sekali atau setlah hari raya idul fitri. Tapi jika ada warga yang membutuhkan uang nya bisa di ambil kapan saja. Distribusi sampah ini nantinya akan di jual ke bandar rongsok dan sebagian di jadikan kerajinan tangan. Kini Bank sampah Bibilintik sudah mulai di kenal masyarakat luas.



Jumat, 26 Juni 2015

MENYULAP BARANG BEKAS MENJADI SEPASANG KAKI PALSU


Berawal dari kumpul kumpul para penyandang disabilitas di Gor pajajaran. Pada tahun 2009 pertemuan Kang anwar dan kang indra memunculkan ide untuk membuat kaki palsu bersama rekan rekan lainnya. Sebagai pengguna kaki palsu juga yang mengetuk hati kang indra untuk membantu sesama pengguna kaki palsu, dengan harga sekarang yang cukup mahal menurut Kang Indra " kenapa tidak untuk membantu sesama , kan banyak orang yang membutuhkan kaki palsu tapi dengan keterbatasan biaya tidak bisa memilikinya",ujarnya,


Kepedulian kang indra untuk membantu sesamanya ini ternyata di sambut baik oleh 4 orang rekannya. Keterbatasan modal tidak menyurutkan niat baiknya untuk tetap mrealisasikan idenya membuat kaki palsu. Hal pertama yang di lakukannya adalah mencari barang bekas yang kiranya masih berguna dan bisa di manfaatkan untuk bahan baku.

Barang yang pertama di gunakan sebagai bahan baku adalah paralon bekas di tambah dengan barang bekas lainnya. Bertempat di rumah Pribadinya di daerah Cibiru, Kota Bandung proses kreatif pembuatan kaki palsu ini berjalan lancar. Ketika itu ada temannya yang bernama Kang Iwan membutuhkan kaki palsu. Sebagai Uji coba kelayakan hasil karyanya, Kang Iwan pun menyetujui untuk memakai kaki palsu buatan kang indra yang pertama. Berjalan 1 tahun setelah melalui berbagai Perbaikan pada Produknya, Alhasil pada tahun 2010 kaki palsu buatannya layak untuk digunakan.


Kreatifitas kelompok ini ternyata belum sampai di situ. " saya juga tidak ingin monoton hanya membuat kaki palsu saja", Kang anwar. Ide ide terus bermunculan seiring banyaknya respon dari kelompok disable lainnya. Untuk semakin di kenal masyarakat kelompok ini menamakan diri Kelompok Kreatifitas Disable ( KKD ). Memanfaatkan barang bekas sebagai bahan baku menjadi pilihan kelompok ini. Biasanya mereka cari di daerah Jatayu tempat yang terkenal dengan barang bekasnya. barang bekas yang di pakai di antaranya plat, almunium, shokebeker,paralon, per dan bahan bahan yang bisa di pakai untuk kaki palsu. Meski dengan barang bekas bukan berarti kualitas produknya kurang bagus. Hasil  dari produknya cukup mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan, dan bahkan sekarang sudah di kenal luas hampir ke tiap provinsi di indonesia.

Inilah contoh Kaki palsu buatan Kelompok kreatifitas Disable






Kaki palsu dari barang bekas
Terlihat kaki buatan KKD tampak beitu rapih tidak seperti barang bekas. Proses pembuatannya hasil dari penggabungan beberapa barang bekas seperti shockbeker , cetakan telapak sepatu, spon. semua di rangkai dan di buat dengan teliti untuk mendukung aspek keselamatan pengguna. " Bukannya tidak mau membuat barang dari bahan baku baru, tapi saya merasakan dulu bagaimana ingin memilik kaki palsu. Saat itu saya pernah bertanya harga kaki palsu di sebuah rumah sakit harus ada uang 40 juta kata",kang indra. Harga yang di tawarkan di sini mulai Rp. 1 jt - 5 jt. tapi kalo ada yang membutuhkan produknya dengan keadaan ekonomi yang klurang mampu bisa mereka bantu dengan harga sesuai kemampuan.


Tamu yang datang ke tempat KKD kebanyakan orang yang membutuhkan kaki palsu dari kalangan ekonomi rendah. Di tempat inilah Kkd mengerjakan semua aktifitasnya

Tampak Depan KKD

Lokasi lengkapnya  Jl. Papanggungan X RT 05/09 Kel. kebon kangkung Kec. Kiaracondong Kota Bandung.
KKD sekarang di bantu oleh 10 orang karyawan dan mempunyai jam operasional yang penuh waktu untuk pelayanan, karena selalu ada yang stand by di tempat. Berbagai pajangan piagam penghargaan dan plakat terlihat memenuhi dinding sebagai bukti kelompok ini sudah di akui keberadaannya.
Beberapa pejabat daerah pernah datang ke tempat ini. Undangan sebagai narasumber sering di terima kelompok ini juga. Sekarang program CSR sudah ada yang masuk pula ke kelompok ini. DEngan berbagai dukungan semakin memacu kkd untuk terus berkontribusi bagi para masyarakat yang membutuhkan. Kini produknya terus berinovasi contohnya
alat terapi stroke
 Program yang di luncurkan antara KKD dan pihak pemberi CSR yaitu adanya subsidi silang, misalnya jika ada yang pemesaan 4 pasang kaki palsu nantinya 1 pasangnya akan di berikan kepada penyandang disabilitas yang kurang mampu. Selain itu kini KKD banyak mendapatkan bantuan dari para mahasisawa di Kota Bandung.

semoga orang orang dengan niat baik terus bermunculan di negeri ini.

MENJAMURNYA JASA REPARASI

Masih di daerah seputaran antapani. hari nampaknya sudah sore. Tepatnya pukul 14. 30 wib seorang Bapak sedang asyik dengan pekerjaannya menerima jasa reparasi. Tumpukan barang elektronik yang berada di depan tokonya semakin terlihat ciri khas setiap jasa reparasi. Lokasinya tidak jauh dari jasa reparasi kurnia. Ternyata tempat ini masih cabang dari kurnia service yang berada di jalan Purwakara no 115. Pemiliknya masih dengan nama yang sama yaitu Pak Sigit, Hanya di kelola oleh pak Ujang yang sekaligus sebagai teknisi.


Tempat ini sering di sebut dengan nama Kurnia 204 oleh sang pemilik, karena lokasinya berada di jalan Purwakarta no 204 Rt 04/03 Kel. antapani kidul Kec. antapani Kota bandung.
Tokonya tidak besar di bandingkan dengan Kurnia service yang pertama.

Tampak Depan Kurnia Service 204
Perbedaan sekilas tampak jika di bandingkan dengan kurnia service yang pertama saya kunjungi. Disini selain jasa reparasi juga menjual barang barang elektronik dan komponen mesin. Sekilas tempatnya tidak terlalu ramai padahal banyak barang yang masuk untuk di reparasi. Kebanyakan di tempat ini konsumennya minta di jemput barangnya, jadi nampak tidak terlalu ramai. Masih sama seperti kurnia service yang pertama di sini juga ada layanan yang cukup spesial dengan waktu 1 jam selesai. ini lah yang membuat pelanggan di sini masih percaya terhadap kurnia service.
Inilah Beberapa barang yang di terima  diantaranya

mesin pompa air

Kipas angin
mesin cuci

Masih banyak lagi barang elektronik rumah tangga yang bisa di reparasi disini. Jam operasional di sini mulai pukul 07.00 - 17.00 wib senin - sabtu dan minggu setengah hari. Pa ujang sebagai Teknisi disini cukup ramah. Bekerja di kurnia service sejak tahun 2011. Dengan pengalaman sebagai teknisi barang yang di reparasi oleh tangannya cukup memuaskan bagi konsumen, di tambah dengan layanan service cepat dan barang tetap terjamin.Tapi yang membuat saya kaget di spanduk depan toko tercantum no telepon yang cukup banyak. Menurut Pak Ujang semua nomer itu aktif sebagai bentuk pelayanan kepada konsumen.selain pelayanan yang baik harga service disini juga cukup bersahabat. ini daftar harga untuk jasa reparasi kurnia service:
Ac : Rp 150.000
Kulkas : Rp. 250.000
Mesin cuci : Rp. 300.000
Jet pam / pompa air : Rp. 75.000-500.000
Tv : Rp.75.000-300.000
Kompor gas :Rp. 55.000-300.000
water heater ; Rp. 75.000-450.000


Menurut saya kalo punya barang yang kiranya terlihat sudah tidak terpakai atau rusak dari pada di buang akan menjadi limbah, alangkah lebih baiknya menggunakan jasa reparasi. Barang yang semula tidak berfungsi bisa berguna kembali setelah di reparasi. 



BUKA JASA REPARASI MENGUNTUNGKAN

Antapani

Jasa reparasi mungkin bukan hal baru di negeri ini. Setiap daerah pasti ada jasa seperti ini. Semakin menjamurnya barang elektronik ke negeri ini akan semakin banyak pula kebutuhan masyarakat pengguna barang elektronik. Banyak macamnya Jasa reparasi, tapi kali ini saya akan berbagi pengalaman ketika survey ke jasa Reparasi yang tempatnya mayoritas di penuhi barang barang elektronik.


Macam macam barang biasanya berjejer di depan toko jasa reparasi, mungkin agar tokonya lebih di mudah di kenali. Kebanyakan tempat jasa reparasi memang seperti itu.

Kali ini saya pergi ke daerah antapani tepatnya di jalan Purwakarta 115 RT 05/07 Kel. Antapani tengah Kec. Antapani Kota Bandung. Nama tempatnya Kurnia service. Dengan spanduk yang terpampang jelas di depan tokonya dan tercantum no telepon yang bisa di hubungi.

Tampak depan tempat jasa reparasi kurnia






 Tempat ini bukanya pukul 08.00 - 17.00 wib Senin - sabtu dan minggu setengah hari


Pemilik dari Kurnia Service bernama Pak Sigit. Waktu saya berkunjung ke tempatnya, beliau sedang pergi mengerjakan sholat dzuhur. Di tokonya hanya ada 1 orang karyawan yang sedang sibuk mengerjakan servisan. Tak lama berselang Pa sigit datang, Saya pun langsung memperkenalkan diri dan mohon izin menggangu waktunya sebentar untuk wawancara. " emang berapa lama wawancaranya kalo bisa 5 menit ya ",ucapnya. Sambil bercanda "saya bilang ke beliau gak lama koq Pa". Mungkin keasyikan ngobrol Pa sigit lupa dengan waktu yang sempat beliau minta wawancaranya sebentar.

Akhirnya saya mendapatkan lumayan banyak informasi dari Pak Sigit mengenai jasa reparasi.Mulai dari barang yang di terima,pelayanan yang di berikan kepada konsumen, hingga detail harga reparasi.
Pelayan yang di berikan di sini cukup istimewa karena bisa di tunggu sesuai dengan yang tercantum di spanduk 1 jam selesai. Satu lagi konsumen yang tidak sempat pergi ke tokonya bisa memanggil beliau untuk di jemput batrang yang akan di service.
Berikut contoh nama barang yang di terima di kurnia service
gambar pompa air di kunia service

suasana di kurnia service

Ac : Rp 150.000
Kulkas : Rp. 250.000
Mesin cuci : Rp. 300.000
Jet pam / pompa air : Rp. 75.000-500.000
Tv : Rp.75.000-300.000
Kompor gas :Rp. 55.000-300.000
water heater ; Rp. 75.000-450.000

Mungkin karena terlihat sedang sibuk,. akhirnya saya mohon izin dan tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Pak sigit karena telah meluangkan waktunya untuk berbagi informasi. Di akhir wawancara Pa sigit memberi saran agar cabang Kurnia no 204 di survey juga supaya bisa masuk ke peta.

SENI DARI BARANG BEKAS YANG GO INTERNASIONAL

Kanayakan, Bandung


Bandung sudah di kenal sebagai kota kreatif di indonesia. Kota tempat saya tinggal ini juga berhawa sejuk dan di kelilingi banyak gunung di sekitarnya. Mungkin suasana ini yang mendukung lahirnya berbagai karya seni di bumi parahyangan ini.



Salah satunya Kosim Karni, Sebelumnya nama ini belum cukup familiar bagi diri saya. Bermodal informasi dari internet, Saya coba ingin tahu tempat Kang Kosim berkarya. Sampai di daerah kanayakan - Dago, Saya coba mencari Gg. Parabon belakang Kantor Dinas Peternakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Akhirnya tepat di depan gang , Saya mencoba bertanya ke seorang Bapak yang sedang memberi makan burung. Mungkin hal yang saya tanyakan kepada Bapak itu kurang jelas , jadi beliau tidak begitu tahu. " coba tanya ke kosim ",Ucapnya. Ternyata orang yang saya cari itu ternyata Kang Kosim. Karena awalnya yang saya tahu hanya seniman pembuat patung dari karung goni tanpa mengetahui nama pembuatnya.



Gubuk kecil di atas saluran air ini tempat Kang Kosim berkarya dan menuangkan ide idenya. Beberapa temannya tengah asyik mengasah batu akik di depan workshop kecilnya ini. Saya pun di persilahkan masuk dan duduk di kursi berbahan busa yang di dasarnya bongkahan batu besar. Gubuk dengan nuansa seni ini cukup penuh dengan barang barang etnik.


Akhirnya Kang Kosim mulai bercerita dari awal mula tempat ini berdiri.
Awalnya Pada Tahun 2003 di rumah pribadinya. Kang Kosim mulai berkarya membuat patung boneka dari karung goni bekas. Memanfaatkan limbah karung goni yang banyak di temukan di sekitar rumahnya. Boneka hasil karyanya cukup mendapatkan respon positif dari teman dan orang orang di sekitarnya. Sebelumnya Kang Kosim sempat bekerja di Tempat yang sama dengan bakatnya itu. Kang Kosim kerap di beri kepercayaan oleh Pemilik tempat dimana beliau bekerja. Karena dengan bakat dan keahliannya ini beliau menjadi satu satunya karyawan yang bisa mengerjakan beberapa karya seni.


Flow art nama pertama yang di gunakan bagi workshop kecil miliknya ini. Pada Tahun 2010 tempat yang awalnya di rumah pribadi, pindah ke Gubuk Kecil di atas saluran air di Gg. Parabon jl. Kanayakan 86 RT 09/06 Kel. Dago Kec. Coblong Kota bandung. Sekarang nama itu berubah menjadi Ladieg ( bahasa sunda ) yang bermakna amat berdebu. Mengapa nama itu yang diambil ? "karena bagi saya Ladieg art bermakna seni kotor yang berdebu." asal hatinya bersih, Dari pada berpura pura padahal hatinya busuk. itu lebih menyakitkan ",ucapnya.

Semenjak pindah di tempat barunya Kang Kosim mulai berkarya dengan inovasi barunya di antaranya :
Tampak Depan Ladieg Art




Patung Boneka dari karung goni
Patung Etnik
Alat terapi orang depresi di rusia terbuat dari kayu albasiah bekas
Beberapa karyanya membuat saya takjub dengan bakat yang dimiliki Kang Kosim. Begitu banyak karya karyanya yang membuat mata internasional meliriknya yaitu hasil ukiran serta patung kayu untuk alat terapi bagi orang depresi di negara rusia. Pemesannya datang dari berbagai daerah di indonesia, bahkan untuk kerajinan patung dari kayu albasiah yang di jadikan alat terapi bagi orang depresi itu di pesan langsung oleh orang Rusia dan Belanda. Sekali mendapatkan pesanan Kang Kosim mengirim sekitar 2 - 3 set ( 30 pcs ).

Kang Kosim sosok yang cukup berbakat di bidang seni dan mempunyai kepeduliaan terhadap lingkungan menjadikannya  semakin di kenal di kalangan seniman. Dari dulu hingga sekarang Kang Kosim selalu memanfaatkan barang bekas sebagai bahan baginya berkarya. Salah satunya pemanfaatan tulang sapi yang di belinya di pedagang baso di sekitar rumahnya.  Tulang itu akan di bentuk sehingga menjadi  assesoris yang mempunyai nilai seni tinggi. Masih banyak lagi  karya karya yang begitu menakjubkan dari sosok Kang Kosim.

Bakatnya itu pun mengantarkan beliau kerap di undang ke luar kota untuk mengisi pameran tingkat nasional taupun untuk mengajarkan beberapa keahlian di bidang seninya. Kerja keras Kang Kosim terlihat di mana beliau bekerja dengan penuh waktu. Ladieg art selalu terbuka untuk siapapun yang ingin belajar atau bekerja sama. Contohnya beberapa mahasiswa Itb menjadi teman untuk berkarya di gubuk kecilnya itu.Malahan sekarang telah tujuh orang mahasiswa yang membantu untuk di ladieg  art."  tempat ini mah terbuka , kadang jarang tutup. soalnya banyak teman yang ikut berkarya di sini dan sekedar nongkrong nongkrong ",Ucapnya.

Kamis, 25 Juni 2015

DULU BENGKEL, SEKARANG LAPAK BARANG BEKAS

Jatira


Sudah berapa banyak Lapak yang berdiri di Kota Bandung. Usaha ini memang sangat menggiurkan bagi sebagian orang. Bermodalkan berani kotor dan tidak gengsi melakukannya bisa memulai usaha ini. Lapak yang biasa di sebut tempat penampungan barang bekas yang ukurannya masih kecil menjadi pilihan bagi orang orang yang masih mempunyai keterbatasan modal.

Kadang untuk membangun sebuah lapak kecil pun tidak sedikit uang yang di keluarkan. Keberanian dan kerja keras juga di butuhkan dalam setiap usaha apapun. Sudah berapa banyak yang tadinya hanya pemulung dan akhirnya menjadi pemilik lapak atau bandar besar.


Saya kali ini bertemu dengan Pa Tono pemilik Lapak di jalan jatira. memang beliau bukan pemulung awalnya, hanya keberaniannya menutup bengkel miliknya dan menjadikan sebuah lapak patut di acungi jempol. Berawal dari nol kembali untuk membangun usahanya ini. Keuntungan yang besar yang selalu terdengar jika mempunyai lapak rongsok ini. Padahal jalan Pa Tono membangun lapak tidak mudah. Meski belum mempunyai pengalaman di bidang yang sekarang di jalaninya tidak membuat dirinya putus asa.

Awal tahun 2006 usahanya ini di mulai. Merubah bengkelnya menjadi lapak barang bekas beliau lakukan di tanah yang statusnya milik Pemkot Bandung. Tepatnya di Jalan Jatinegara RT03/02 Kel. kebon waru Kec. Batununggal. Sadar akan lahannya bukan miliknya beliau pasrah jika sewaktu waktu harus ikhlas pindah ke tempat lain.

Tampak depan lapak Pak Tono


Kemajuan Lapak Pak Tono mulai terlihat oleh beberapa tetangga di sekitarnya. Misalkan dengan adanya mobil pick up untuk angkut barang bekas dan lapaknya yang selalu ramai.Tempat yang kini sudah mulai tertata dimana adanya ruangan khusus untuk pemisahan antara penyimpanan besi bekas dan plastik bekas. Adanya pegawai menjadikan pekerjaan Pak Tono mulai agak santai, tidak seperti ketika awal merintis usahanya.

Sistem pengumpulan materi di lapak miliknya hanya menerima barang yang datang dari penjual. Karena untuk menggunakan sistem jemput bola masih terkendala dengan jumlah pegawai yang hanya ada 2 orang. Biasanya pegawai Pak Tono ada yang di beri tugas memilah barang bekas dan mengantar barang ke bandar.
Daftar Harga dan Jenis barang di Lapak milik Pa Tono
Besi A5 Rp 2500/kg
Alumunium Rp 14.000/kg
kuningan Rp.37.000/kg
Tembaga Rp.60.000
Dus Rp. 1500
gelas plastik air mineral bersih Rp. 7000/kg dan kotor Rp.3500
Koran Rp.1800
Kertas arsip 2000/kg

Distribusi barang bekas dari lapak milik Pa Tono akan di kirim ke bandar besar, kalau plastik di kirim ke bandar besar warso.ini saya tunjukan kondisi dan beberapa barang bekas yang di tampung di tempatnya.

botol plastik hasil dari sortiran


Kegiatan pegawai lapak

Emberan yang telah di bersihkan
  
Di tahun 2015 ini lapak Pak tono tepatnya sudah berjalan sekitar 9 tahun.Lapak yang buka setiap harinya ini buka mulai pukul 08.00 - 17.00 wib.
Sekarang Lapak ini sudah tinggal menuai hasilnya buah dari kerja keras Pak Tono dan Pegawainya.

BERTAHAN HIDUP DARI LAPAK RONGSOKAN

Jalan Bengawan , Bandung



Sekilas tempatnya tidak terlihat seperti Lapak, Dengan gerbang yang setengah tertutup. Beberapa orang keluar masuk dari tempat itu. Semakin membuat penasaran saya untuk masuk ke tempatnya. Berbekal informasi dari Pak Dedi pemilik lapak di sekitar taman jalan bengawan, tetangganya yang bernama Pak Sandi membuka lapak barang bekas sejak lama.


Rasanya ingin berkunjung ke tempat Pak Sandi. Di depan gerbang terlihat 2 orang laki laki dewasa yang sedang memilah barang bekas. Alhamdulillah setelah menyempatkan diri bertanya ke salah satu orang di depan gerbang, Saya di berikan izin untuk menemui Pak Sandi. Kebetulan beliau sedang ada di tempat.


Sambutan yang begitu hangat ketika kedatangan saya di lapak miliknya. Dengan kesan ramah Pak Sandi memepersilahkan saya untuk masuk ke gubuk miliknya yang berukuran 3 x 4 meter. " Punten kang tempatnya kayak gini,kotor ",Ucapnya. Bagi saya tidak masalah harus dalam keadaan seperti ini. Justru yang saya banyangkan kegigihan seorang Pak Sandi yang masih semangat dalam hidupnya dalam kondisi seperti ini.


Obrolan di mulai dengan sedikit malu beliau mulai bercerita awal mula membuka lapak. Sejak 2011 lapak ini berdiri, sebelumnya Pak sandi seorang buruh pabrik. Namun nasibnya tidak begitu baik pada saat itu. Pak Sandi menjadi korban PHK di tempat dirinya bekerja. Asa untuk menyambung hidup belum putus. Dengan berbekal modal seadanya Pak sandi memutuskan untuk merantau ke kota Bandung.


Pertama menginjakan kaki di kota Bandung yang terpikir olehnya yaitu memulai buka lapak kecil untuk menampung barang barang rongsok.Alhasil tempat yang menjadi tujuannya itu bertempat di taman bengawan. Kondisi taman yang tidak terurus di manfaatkan olehnya untuk membuka lapak kecil.

Gerbang depan lapak Pa Sandi

botol minuman bekas

kabel bekas
Barang bekas yang di tampung di sini kondisinya masih kotor dan belum terpilah. Makanya untuk memilah milah barang bekasnya di butuhkan tenaga bantuan orang lain. Kebetulan Pak sandi di bantu teman temannya yang sesama pencari barang bekas keliling. " mereka itu bukan pegawai lapak,tapi teman teman saya yang ikut tidur di sini. Rata rata mereka orang daerah ", Ucapnya. Pak Sandi sendiri aslinya dari Yogyakarta.

Barang yang di terima di tempatnya sama seperti lapak kebanyakan. Misalnya:
Paralon Rp. 2000/kg
gelas plastik air mineral bersih Rp. 5300/kg dan kotor Rp.2700/kg
besi Rp. 2200/kg
kaleng Rp. 600/kg
tembaga Rp. 50.000/kg
koran Rp 1000/kg
kuningan Rp. 25000
dll.
Itu baru yang barang yang paling sering datang ke lapaknya, sebenarnya barang bekas apapun Pak Sandi tampung.
lokasi tepatnya berada di jalan bengawan lapak no 3 & 4 ( depan no 66 ) RT03/02  kel.cihapit kec. bandung wetan Kota Bandung.
jam buka : mulai Pukul 07.00 - 17.00 wib

Hasil dari barang yang di perolehnya ini nantinya akan di jual kembali ke bandar rongsok yang lebih besar. 


Rabu, 24 Juni 2015

MERAUP UNTUNG DARI LIMBAH KAYU

Bengawan


Usaha yang bergerak di jual beli barang bekas mungkin sudah banyak. Namun usaha yang bergerak jual beli kayu bekas mungkin baru sedikit orang yang menjalaninya. Sekarang ( 04/05/2015 ) Saya akan berkunjung ke tempat penampungan barang bekas di sekitaran jalan Bengawan Kota Bandung.

Tepatnya di hari kamis jalanan di sekitar Bengawan masih tampak tidak terlalu ramai, hanya terlihat beberapa pembeli yang mengerumuni kawasan pedagang onderdil barang bekas. Lokasinya masih dekat Lapak yang akan saya datangi.

Berjejernya lapak barang bekas di lahan yang sebelumnya taman kota ini menarik perhatian saya setiap lewat kawasan ini. Di sana berjejer lapak barang bekas dan  Tempat pembuangan sampah.
Berbeda dari lapak lapak sebelumnya yang pernah saya kunjungi, di sini tampak kayu kayu bekas menumpuk di depan lapak.

Pertama yang saya kunjungi lapak yang terlihat sibuk dengan aktifitas bongkar muat kayu bekas. Tampak seorang bapak menyapa saya " ada apa kang? ", Ujarnya. Setelah saya menyapa kembali dan menjelaskan maksud tujuan kedatangan ke lapak ini, akhirnya saya di perbolehkan menemui pemilik dari lapak. Saat itu saya bertemu dengan Bapak Dedi pemilik Lapak.

Sambutan hangat yang di terima waktu pertama kali berkunjung ke lapak ini. Sebelumnya saya di persilahkan duduk oleh Pak Dedi. Tibalah saya waktunya menjelaskan maksud kedatangan dan tujuannya. Terlihatnya Pak Dedi cukup antusias dengan cerita saya tentang bebassampah.id ini.
Berdiri sejak tahun pertengahan tahun 2000an. " dulu mah lapaknya masih kecil, belum seperti sekarang ini", Ujarnya.

Jual Beli barang bekas memang menguntungkan kata Pak Dedi. Makanya sampai sekarang usahanya masih bertahan. Barang yang di tampung di tempat ini ada yang berbeda dari lapak lapak yang lainnya. Di sini Pak Dedi menampung barang bekas seperti : kayu jati bekas , kusen, jendela, pintu, serta kursi atau lemari bekas.

Pintu bekas dari bahan kayu jati

kursi dan lemari bekas

Pak Dedi biasa menampung barang tersebut dengan sistem borongan atau satu mobil bak terbuka untuk kayu bekas.Hal itu dilakukan untuk memudahkan dalam menilai harga barang.Biasanya untuk harga kayu bekas Rp. 900.000/mobil dan untuk pintu jati atau kusen di terima satuan dengan harga Rp. 250.000.



Lapak dari Tampak Depan


Lapak ini mempunyai lokasi yang cukup strategis karena berada di pusat kota Bandung.
Alamat lengkapnya jl. Bengawan ( depan no.66 ) Rt 03/02 kel. Cihapit Kec. Bandung wetan.
Tempat ini buka mulai pukul 08.00 - 17.00 wib ( setiap hari ).


Setelah lama berbincang bincang dengan Pak Dedi dan mengabadikan dengan photo beberapa barang di lapaknya . Saya mohon izin untuk pulang dan tidak lupa mengucapkan terima kasih kepadanya. Namun ketika akan pulang Pak Dedi sempat memberi saran saya mengunjungi lapak lapak lain di sekitaran dekat lapak miliknya. Dengan senang hati saya sampaikan Terima kasih atas sarannya.

 

MINIATUR SCOOTER DARI KALENG BEKAS


Bandung Kidul

Sampah minuman kaleng salah satu dari sekian banyak sampah yang sering saya lihat setiap hari, entah itu di dekat minimarket atau di sekitaran warung warung dekat rumah. Mungkin bagi saya sendiri kaleng itu tidak ada harganya. Kali ini saya akan berkunjung ke kediaman Bapak Ujang Mulyadin. Beliau salah satu seniman yang bisa mengubah kaleng bekas jadi Miniatur Scooter ( vespa ).


Awal dari proses kreatif Pak Ujang di mulai pada tahun 2011. Ide yang keluar darinya ini spontan ketika melihat kaleng bekas di dekat rumahnya. Mulai dengan coba coba karena mempunyai ketertarikan pada seni.

Pa Ujang hanya Berbekal beberapa perlengkapan sederhana untuk membuat karyanya. Penggaris, lem, kaleng bekas, gunting, tang menjadi teman sehari harinya untuk memulai pekerjaannya. Meski tidak mempunyai basic di bidang kriya dan pendidikan formal seni. Pa Ujang sangat senang dengan bidang seni.


Hasil dari percobaan pertamanya ini tidak ada kendala, terbilang berhasil. Jauh dari kesan gagal.
Memang bakat seni yang di miliki Pa ujang ini yang menjadikannya sosoknya berbeda. Sebelumnya pa ujang pernah bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang penjualan perlengkapan adventure di kawasan Bekasi.

Selain itu pa ujang juga pernah menjadi tukang kayu dan jualan tahu sumedang. Namun panggilan hati untuk tetap berkarya di bidang seni ini yang mengantarkannya seperti sekarang ini. " sekarang mah fokus dulu aja bikin miniatur scooter",ujarnya.

Meski pendapatan yang tidak menentu dari hasil membuat miniatur scooter ini Pa ujang mensyukuri buah dari kerja kerasnya. Sungguh membuat hati saya bergetar mendengar kata kata beliau ini.

Pernah aktif di komunitas Vespa di kota Bandung ini yang membuat kecintaan Pa ujang terhadap vespa begitu tinggi. Pesanan mulai berdatangan dari pecinta motor vespa dan anak anak sekolah. Namun jika ada anak sekolah yang beli menurutnya " kasian kalo ada anak yang pengen tapi ga punya uang. Kadang uang 10 ribu juga saya terima, kan bisa bikin lagi", ujarnya.


Ini beberapa contoh hasil karya miniatur scooter buatan pa ujang




 Proses pembuatan setiap miniatur scooter dapat menghabiskan 5 buah kaleng bekas dan membutuhkan 1 - 2 jam kerja. kaleng kaleng bekas ini Pa Ujang dapatkan dari masyarakat sekitar dengan cara membeli atau ada juga yang justru memberi langsung ke Pa Ujang. "Kadang di depan rumah sudah ada yang nyimpen kaleng kaleng bekas ", ujarnya.

Satu lagi yang saya salut dari Pa Ujang kegigihannya dan kepedulian terhadap lingkungan. Salah satu contohnya ketika Beliau pergi ke mana mana, jika melihat kaleng bekas di jalan Beliau pungut tanpa rasa malu.

Suasana tempat kerja Pa ujang

Kediaman ( galery ) Bertempat di jalan ciparay no 196 RT 04 / 02 Kel. Kujang sari Kel. Bandung Kidul Kota Bandung. Buka mulai pukul 08.00 - 21.00 wib ( setiap hari ).

Respon positif mulai terlihat kata Pa Ujang. Pemerintah setempat sudah mulai tahu hasil karyanya, bahkan di minta untuk memeperbanyak produksinya supaya bisa di ikutkan pada beberapa pameran dan jadi salah satu produk unggulan di kawasan Bandung kidul. " itu juga pemerintah setempat pesen banyak, namun saya nya belum siap. Karena hanya di kerjakan sendirian ", Ujarnya.


Harga yang di patok setiap miniaturnya tidak terlalu mahal, mungkin terbilang cukup terjangkau untuk sebuah karya seni. Dengan harga di bawah 70 rb masyarakat yang ingin memiliki miniatur scooter sudah bisa memilikinya. Jika pembelian di atas 20 buah harganya bisa jauh lebih murah.

Kedepannya Pa Ujang akan berinovasi dengan membuat Mobil Tuk Tuk , Perahu, Helikopter dari barang bekas. Beberapa di antaranya sudah mulai di buat sample  olehnya.

Semoga Usahanya ini tetap berjalan dan terus ada inovasi baru. 

 
 

BANK SAMPAH UNTUK PENDIDIKAN

Sarijadi, Bandung

Namanya mungkin sudah tidak asing lagi bagi para pecinta lingkungan hidup di kawasan sarijadi. Berdiri di tengah hiruk pikuk keadaan kota bandung. Pepeling ternyata bukan sekedar slogan, Tapi nama ini mempunyai kepanjangan yang berarti Pendidikan dan pengelolaan Lingkungan ( PEPELING).


Berawal dari rasa Prihatin terhadap kondisi lingkungan kota bandung membuat Bapak Dudi Ismayadi dan istrinya berinisiatif mendirikan Bank sampah yang di beri nama PEPELING." Maksud dari berdirinya bank sampah tersebut bukan untuk mencari keuntungan semata, karena panggilan hati melihat kondisi persampahan saat ini",ujar Pak dudi.


Jiwa sosial yang di miliki pasangan suami istri ini ternyata belum begitu bisa menggugah hati masyarakat di kawasan sarijadi. Beberapa kali mendapatkan penolakan atau merendahkan dirinya tidak membuat mundur langkahnya untuk tetap bisa berkontribusi bagi masyarakat sekitar.


Tahun 2009 awal dari berdirinya Bank sampah Pepeling. Kepercayaan masyarakat seiring berjalan waktu mulai tumbuh. Di mulai satu persatu menjadi nasabahnya. Pertama memulainnya bank sampah ini beroperasi di rumah orang tua Pak Dudi.Mempunyai 84 nasabah dengan sistem kelola yang baik, berbeda dengan bank sampah pada umumnya. Hal yang membedakan dari bank sampah ini dari segi inovasi. karena di dukung dengan ilmu pengetahuan masalah lingkungan yang di miliki Pak dudi.

Sebelumnya Pak Dudi aktif di berbagai Lsm yang bergerak di masalah lingkungan. Sang istri pun mempunyai minat yang sama, jadi keduanya terbilang cukup kompak. Di kelola secara bersamaan membuat bank sampah Pepeling semakin di kenal. Awalnya hanya di kenal di kelurahan sarijadi, namun sekarang keberadaannya cukup di kenal luas masyarakat kota bandung bahkan jawa barat.


Inovasinya yang di ciptakan Pak dudi mengantarkannya di kenal masyarakat. Panggilan untuk menjadi narasumber di berbagai acara hingga kerja sama bersama perusahaan swasta dan kecamatan setempat. salah satu inovasi yang cukup heboh saat itu adalah berdirinya PAUD. Mungkin terdengarnya hanya biasa saja , namun PAUD di sini iuran spp nya menggunakan sampah. Saat itu menjadi pelopor iuran sampah untuk Pendidikan. Dengan sistem jemput bola pada nasabahnya ini yang membuat nilai lebih untuk pelayanan. Sampah yang di terima di sini tidak hanya di jual ke bandar tapi ada yang di daur ulang menjadi berbagai barang yang bernilai, contohnya seperti di bawah ini.


Hiasan dinding yang terbuat dari bungkus minuman sachet

Tas belanja yang terbuat dari sampah minuman gelas plastik

Tempat pensil yang terbuat dari koran bekas







 
Dari inovasi situlah Beberapa daerah berminat jadi Bank sampah binaan di bawah Pepeling. Bukan hanya sampai di situ pergerakan Pepeling untuk membangun kesadaran masyarakat.Beberapa sekolah dan Paud di kota bandung di ajak kerjasama untuk menjadi salah satu nasabahnya. Ternyata dari semua itu memberikan respon yang cukup positif. Meski dengan keterbatasan lahan yang yang di tempati Pepeling tidak membuat pasangan suami istri ini patah arang.Sekarang Pepeling menempati rumah kontrakan yang di jadikannya Bank Sampah dan PAUD. Lokasinya berada di Perum sarijadi Blok 6 no 32 RT 07 RW 03 kel. sarijadi Kec. sukasari Kota Bandung.

Akhir pertemuan
Harapan dari Pak Dudi adanya Peran aktif masyarakat dan pemerintahan Setempat untuk mensosialisasikan keberadaan Bank sampah serta Program Program untuk mengatasi masalah persampahan. Serta adanya Perhatian untuk lahan bagi keberadaan Bank sampah.  

Hasil dari pertemuan kali ini saya mendapatkan banyak ilmu serta motivasi untuk tetap mencintai lingkungan kita. Semangat itu harus tetap tumbuh selama Bumi ini membutuhkan Peran kita.