Rabu, 08 Juli 2015

BERDAYAKAN WARGA SEKITAR DENGAN BANK SAMPAH

Berkali kali mencari alamat yang di cari tidak kunjung ketemu itu rasanya campur aduk. Waktu itu saya mempunyai tugas untuk mendatangi lokasi bank sampah yang akan di survey di kawasan Turangga, Bandung. Padahal jalan ini sudah tidak asing lagi bagi saya. Ehm, sudah dua hari ini saya mencari alamat yang sama tidak ketemu ketemu. Awal dari ketidaksengajaan saat perjalanan pulang selintas seperti melihat papan nama di salah satu rumah warga sedikit terhalang oleh pepohonan
Lokasi Sekretariat bank sampah turangga V
Akhirnya alamat yang di cari cari ketemu juga, tampak seorang ibu sedang mengiris sayuran di warungnya, memang lokasinya bersamaan dengan warung. Ibu itu dengan ramah menerima kedatangan saya , lalu memanggilkan suamainya untuk menemani saya ngobrol ngobrol. Hal pertama yang saya lakukan saat itu memperkenalakan diri kepada pemilik rumah itu, dengan ramahnya Bapak itu memepersilahkan saya masuk ke dalam rumahnya, tapi saat itu adzan dzuhur mulai berkumandang, rasanya tidak enak jika mulai ngobrol ngobrol saat itu. saya pun mohon izin dulu ke bapak itu untuk menunaikan sholat dulu sekalian mengajak Bapaknya juga, kebetulan masjidnya berada di depan rumahnya.


Selesai sholat bersama, Bapak itu sudah menunggu saya di depan ruang serba guna yang letaknya di samping rumah Bapak itu.Sebelum memulai obrolan, Saya pun berinisiatif menanyakan nama Bapak itu, ternyata namanya Pa Asep, kelihatan dari namanya beliau sepertinya orang sunda asli, makanya saya menggunakan bahasa sunda ketika ngobrol biar tambah akrab.

Menurut keterangan beliau Ruang serba guna ini di kelola oleh Rumah Zakat yang di peruntukan bagi masyarakat Rw 09 Turangga. Beberapa Program di luncurkan Rumah zakat untuk memberdayakan warga sekitar di antaranya Usaha Binaan, Kampung berkebun, dan Bank sampah. Pak asep sesekali menceritakan program program yang sedang berjalan, kebetulan beliau tahu karena sebagai Ketua Rt setempat dan orang yang menjadi penghubung antara warga dan Rumah zakat.


Bank sampah itu sendiri baru saja berdiri di awal 2015, dengan bantuan dari Rumah zakat dan di kelola oleh Pa Asep pribadi. Saat ini nasabah yang bergabung baru 30 orang itu juga semuanya anak anak yang biasa ngaji di Rumah Pa Asep, "itu juga tidak semua aktif menabung karena waktu untuk mengumpulkan sampahnya lama, maklum anak anak. Tapi kadang ada juga ibu ibu pengajian yang sukarela memberikan sampah hasil pilahnya secara cuma cuma ", ujarnya. Di sini kebanyakan anak anak menyetorkan sampahnya berupa gelas plastik air mineral dan koran belum ada yang lain. Hasil dari itu Pa asep biasanya memberikan peralatan tulis sebagai penggantinya, padahal nabungnya sedikit tapi di kasih peralatan tulisnya melebihi tabungan mereka, itu di lakukan supaya menambah semangat anak anak untuk tetap aktif dan menjadi daya tarik bagi warga yang lain untuk mau terlibat di bank sampah. Menurut Pa asep pendirian bank sampah ini bukan untuk mencari untung tapi untuk membangun kesadaran masyarakat akan lingkungan.

sampah Botol Plastik hasil pilahan

Suasana Gudang penyimpanan

alat timbang sampah


Sekarang Bank sampah dengan nama Turangga V ini masih tahap belajar kata Pa Asep. Kedepannya beliau mempunyai harapan adanya manajemen yang bisa mengelola Bank sampah secara Baik sehingga bisa bermanfaat bagi banyak orang. Bagi siapapun yang ingin bergabung di Bank sampah turangga V bisa datang langsung ke sekretariat Jl. Turangga Timur no.16 Rt05/09 kel. lingkar selatan kec. lengkong . Jam bukanya setiap hari

BUDAYA BERSIH BERSIH DARI DAGO POJOK

Sudah sejak lama kota ini mempunyai permasalahan di bidang persampahan. Sempat mendapat predikat kota terkotor, Kini Bandung mulai berbenah. Berbagai program di munculkan untuk mengatasi masalah sampah ini. Bukan hanya itu, kini banyak munculnya gerakan atau komunitas yang perhatian terhadap masalah kebersihan kota.

Salah satu dari sekian banyak gerakan yang muncul di kota ini yaitu Bank sampah. Namanya memang sekarang ini sudah mulai di kenal oleh masyarakat, termasuk di kawasan dago pojok Bandung. Daerah yang satu ini memang sudah sejak lama di kenal dengan warganya yang kompak serta memiliki potensi dari segi sumber daya manusianya tanpa mengsampingkan sumber daya lainnya. Misalnya saja kampung dago pojok ini pernah terpilih menjadi kampung kreatif percontohan untuk skala kota di indonesia. Memiliki masyarakat yang dinamis serta menjunjung nilai kearifan lokal menjadi daya tarik bagi masyarakat luas.

Budaya gotong royong masih menjadi pegangan masyarakat disini. suasana itu masih bisa terlihat di kehidupan sehari harinya. Gerakan jum'at bersih masih di pertahankan hingga sekarang ini. Suasana kampung yang bersih dan sejuk membuat tamu yang berkunjung ke dago pojok selalu betah. Perkembangan zaman yang modern dan tumbuhnya kawasan dago sebagai tempat wisata favorit menjadikan dago pojok semakin hari semakin penuh dengan berbagai bangunan baru.

Datangnya para pendatang serta berdiri bangunan baru membuat kawasan dago pojok harus segera mempersiapkan diri sebagai tempat yang layak di tinggali dengan tetap menjaga tradisi yang sudah sejak lama berakar di masyarakat. Terpilihnya Dago pojok sebagai kampung kreatif semakin menambah ciri khas daerah ini. Sebagai faktor pendukung kampung kreatif, di awal tahun 2015 telah berdiri Bank sampah di  Rw 03 dago pojok yang di cetuskan oleh Bapak Dedi Gustama. Beliau seorang ketua Rt 07.

Gagasan yang terlahir di tahun 2010 ini baru terealisasi berkat keberanian Bapak Dedi sebagai pencetus. Gerakannya ini berbuah manis dan mendapatkan respon warga sekitar. salah satu yang ikut berpartisipasi untuk mewujudkan bank sampah yaitu datangnya dari mahasiswa ITB. Berbekal program yang dimilikinya para mahasiswa ITB itu siap membantu berdirinya bank sampah di Dago pojok. Bantuan yang di berikan selain motivasi dan sosialisasi ke warga, mereka juga memberikan alat alat serta perlengkapan pendukung seperti tempat sampah ukuran besar, roda sebagai alat operasional dan berbagai alat pendukung lainnya.

Bertempat di lahan kosong milik Pln yang kini di " sulap " oleh warga sebagai ruang publik di situlah awal pertamanya bank sampah di perkenalkan ke warga. Mahasiswa itb yang hadir saat itu ada sekitar 70 orang dan warga pun terlihat berbondong bondong untuk datang ke pembukaan bank sampah di Rw 03. Suasana kekeluargaan mulai terlihat dengan di adakannya makan bersama antara warga dan mahasiswa ITB.



Ruang publik warga RW 03 Dago pojok
Warga sudah terbiasa menggunakan tempat ini untuk melakukan kegiatan, contohnya untuk mengumpulkan setoran sampah warga pun bisa di lakukan di tempat ini. Respon terhadap keberadaan tempat ini  juga datang dari dosen ITB yang tinggal di sekitar itu. Beberapa program mulai untuk di susun dan segera di realisasikan. Sosok Pak Dedi kembali menjadi perhatian warga setelah gagasannya kali ini untuk melengkapi fasilitas ruang publik itu terwujud atas kerjasama yang di lakukan Pak Dedi dan perusahaan korea. sekarang sudah tampak tempat bermain anak yang atapnya di lindungi canopi  menambah suasana teduh di sana.

Bank sampah ini kata Pak Dedi belum di beri nama resmi dan belum mempunyai manajemen bank sampah. Meski begitu upayanya untuk tetap mengoperasikan bank sampahnya tetap harus berjalan. Modal kekompakan yang masih ada pada warganya akan terus di manfaatkan untuk kegiatan kegiatan yang bermanfaat, salah satunya kebersihan lingkungan. Keikutsertaan warga sudah mulai terlihat dengan bertambahnya jumlah nasabah yang menyetor, sekarang mencapai 37 orang. " saya lihat dulu apa warganya akan terus konsisten yang ikut di sini, kalau memang tetap konsisiten nanati saya akan bikin manajamen yang sesuai dengan prosedur bank sampah ", ujarnya.

Keinginan Pak Dedi untuk membangun daerahnya lebih baik lagi ini ternyata sudah berjalan tiga periode sebagai ketua Rt di samping sebagai pencetus bank sampah. Untuk Struktur bank sampah sendiri menurutnya kemungkinan akan melibatkan beliau sebagai ketua.

Upaya Pak Dedi membangun Bank sampah ternyata tidak tanggung tanggung. Karena beliau pernah berkata " membangun daerah ini harus dari hati supaya tidak cape ", ujarnya. Disaat yang bersamaan ada warga yang mau memberi hibah lahan kosong sebesar 100 meter persegi untuk menampung barang barang yang di setor warga.

Suasana di gudang penyimpanan
daftar harga per bulan juni
 Setiap warga yang menjadi nasabah bank sampah sekarang sudah mempunyai tabungan, minimal kalo bayar uang kebersihan tidak keluar dari saku pribadi tapi dari hasil tabungan sampahnya. Dampak yang terjadi sekarang dengan adanya bank sampah warga mulai meningkat kesadarannya terhadap lingkungan, contoh nyata yang bisa terlihat yaitu jalanan Dago pojok bersih dan sungainya pun sekarang sering menjadi tempat mancing ikan warga. Bagi masyarakat manapun yang ingin datang ke Bank sampah RW 03 bisa datang langsung ke Jl. Dago Pojok Tanggulan RT 07/03 kel. dago Kec. coblong. Kegiatannya setiap hari minggu mulai jam 09.00 - 16.00 wib.

Semoga ceritanya dapat bermanfaat dan menginspirasi kawan kawan semua.

Selasa, 07 Juli 2015

" DIMANAPUN TEMPATNYA " BANK SAMPAH TETAP JALAN

Upaya menanggulangi persampahan kota ini berbeda beda caranya, Salah satunya yaitu dengan di bentuknya bank sampah. Namanya akhir akhir ini sudah mulai akrab di telinga masyarakat kita. Mungkin sebagian kota besar di indonesia sudah bisa di temui yang namanya bank sampah. Mulai dari skala kecil hingga yang telah mempunyai prestasi di kotanya.

Menabung dengan sampah, kata kata yang cukup menarik bagi masyarakat kita. Biasanya menabung itu uang tapi sekarang ada tren baru sampah bisa menghasilkan uang. Sampah yang di tabung bukan sembarangan sampah, tapi sampah yang telah di pilah. Karena tujuan adanya bank sampah itu sendiri bukan sekadar mengikuti tren, tapi sekalian mengedukasi masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangganya. Harapan seiring berdirinya bank sampah adalah tumbuhnya kesadaran masyarakat di  lingkungan sekitarnya.

Setiap bank sampah di mana pun selalu mempunyai tempat untuk menyimpan hasil setoran sampah dari nasabahnya, tapi berbeda dengan yang di alami oleh bank sampah setia mandiri . Berdiri sejak 2011, waktu itu masih belum menggunakan istilah bank sampah dan sekarang sudah mempunyai nama yang cukup menarik. Namun yang membuat beda dari bank sampah di sini yaitu belum mempunyai tempat yang tetap untuk mengelola bank sampahnya. Tempat untuk meyimpan sampah nya pun belum punya, Semua itu tapi tidak membuat warganya berkecil hati untuk tetap menyelamatkan keberadaannya supaya tetap ada.

Sejak berdirinya 4 tahun lalu, keberadaan bank sampah ini cukup menarik perhatian warga di sekitar kelurahan padasuka. Anggotanya kini sudah mempunyai 40 orang nasabah yang sebagian adalah warga sekitar. Meski masih mempunyai kendala tempat waraganya tidak memepermasalahkannya. Sang pencetus ide berdirinya bank sampah ini yaitu Bapak Ade tidak kehabisan akal akan hal ini. Upayanya untuk menumbuhkan kesadaran terhadap lingkungan sekitar terus di jalankan. Hal yang di lakukan beliau adalah memanfaatkan lahan pinggir jalan sebagai tempat para nasabah menyetorkan sampahnya. Apabila nasabah dan sampah yang di setor banyak maka jalan utama mereka akan di tutup sementara. Asyiknya di sini Ketua Rw yang saat ini juga menjadi ketua bank sampah begitu mendukung dengan hal ini, dan warga pun tidak mempersalahkan jika setiap hari jumat pagi jalan yang biasa di lewatinya harus di tutup.


Rumah kediaman Pak Rw yang biasa di jadikan tempat kumpul anggota

Madding bantuan Pikiran Rakyat
 
 Sistem setoran sampah disini biasanya dilakukan seminggu sekali, biasanya kumpul di pinggir jalan dekat ruang serba guna RW 14 kel. Padasuka. Sampah hasil setoran di pilah bareng bareng supaya memepercepat proses pengerjaan dan efisiensi waktu. Biasanya di hari itu pun selalu di hadiri Pengepul yang akan membeli hasil sampah warga. Jadi di sini tidak ada penumpukan sampah karena langsung di jual kepada pengepul. Setoiap warga akan menyimpan dan mengumpulkan sampahnya di rumahnya masing masing. contohnya seperti ini

Sampah yang telah di pilah di kediaman Bu Lina ( Ketua )
Setiap sampah warga juga akan di beri harga sesuai dengan harga terbaru setiap minggunya. Misalnya seperti harga bulan juni 2015

Besi/kg Rp. 2000
Koran/kg Rp. 1200
gelas plastik air mineral kotor /kg Rp. 2500      - bersih/kg Rp. 5500
botol plastik/kg Rp. 2500   - bersih/kg Rp. 5000

Bagi siapapun yang ingin menjadi nasabah di Bank sampah setia mandiri bisa datang langsung ke Jl. setia 4 no. 13 RT 07/14 kel.padasuka kec. cibeunying kidul. jam operasional mulai 08.00 - 10 wib, setiap hari jumat.
 

JANGAN PERNAH BUANG KURSI BEKASNYA !

Aduh, tumpukan kursi lemari koq di simpan di pinggir jalan, kesan yang di dapat pada saat itu adalah kumuh. Kirain itu barang barang yang di buang oleh sebagian warga. Eh, rasanya jangan berburuk sangka dulu, coba saya tanya ke Bapak yang sedang memperbaiki kursi rusaknya. Tuh kan , tumpukan kursi yang sudah terlihat tidak layak pakai itu bukan hasil buangan warga. Menurut Pa Asep beberapa kursi yang di simpan di pinggir jalan itu ada pemiliknya yaitu pelanggan yang biasa sudah biasa memeperbaiki kursinya ke sini.

Lapaknya sih tidak besar apalagi bagus, hanya bangunan dari bambu yang di atasnya di beri susunan genteng supaya terhindar dari panas dan hujan.



Lapak tempat Reparasi mebeul Pa Asep
Lapak sederhana ini sudah berdiri sejak tahun 1975, berada di atas saluran air yang masih berfungsi, lokasinya berada di jalan sukasirna Rt 05/03 kel.padasuka kec. cibeunying kidul Kota Bandung.

Keterampilan Pak asep memperbaiki kursi dan barang barang yang sudah tidak di pakai ini ternyata sudah di milikinya sejak masih di bangku sekolah dasar. Usaha ini meneruskan sang bapak yang dulunya juga mempunyai profesi yang sama. Ternyata jasa reparasi seperti ini masih di gandrungi masyarakat, padahal toko yang menjual barang yang serupa tapi baru sudah banyak sekarang ini.

 Saya salut kepada masyarakat yang masih menggunakan jasa reparasi kursi ini. kenapa ? ya. seperti kita ketahui hingga sekarang barang yang sudah tidak layak pakai biasanya di buang, dan itu biasanya kan menjadi sampah baru. Dengan adanya jasa ini minimal dapat mengurangi sampah yang di hasilkan rumah tangga. Lagian di Kota ini belum ada tempat pembuangan khusus sampah perlengkapan rumah tangga.

Meski Zaman terus berkembang keberadaan jasa seperti ini tampaknya akan masih di perlukan masyarakat, karena jika harus membeli barang baru maka harganya akan sangat mahal, apalagi dengan keadaan ekonomi yang sedang melemah seperti sekarang ini.

Di Tempatnya Pa Asep barang barang yang di terima di antaranya kursi, lemari , dan perlengkapan rumah tangga. contohnya seperti ini

sofa yang kan di perbaiki

lemari dan sofa yang akan di reparasi

Di sini untuk harga reparasinya cukup terjangkau loh, kisaran Rp. 400 rb - 500 rb untuk satu kursi, itu sudah termasuk reparasi full. sedangkan untuk sofa panjang bisa mencapai Rp. 1, 5 juta itu pun sama sudah full service. Nah, dengan harga segitu sudah kebayangkan dari pada harus ganti barang baru mendingan menggunakan jasa reparasi lebih bisa terjangkau, dan bahannya juga berkwalitas karena jika di reparasi akan sesuai permintaan konsumen. Kelebihan di jasa reparasi milik Pa asep yaitu bisa di jemput ke tempat konsumen, biasanya Pa Asep akan menjemput barang ynag akan diperbaiki. Untuk satu kursi sendiri lama pengerjaannya bisa mencapai satu minggu.

Jadi tunggu apalagi kalau punya kursi atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tidak layak di pakai atau rusak , Jangan di buang Bawa aja ke Lapak milik Pa asep . Bukanya setiap hari dari pukul 07.00 - 17.00 wib.

Senin, 06 Juli 2015

PERKENALKAN BANK SAMPAH KE WARGA JANGAN BERHENTI !

Masih mengangkat isu sampah, seperti tidak ada habisnya. Sekarang saya akan berkunjung ke kawasan padat penduduk , di sekitaran kelurahan Padasuka. Banyaknya gang yang harus saya lewati sempat membuat sedikit pusing dengan perjalanan kali ini, sesekali bertanya alamat ke warga dan tidak semua warga tahu dengan alamat yang saya tanyakan. Namun hasil dari usaha saya bertanya terjawab ketika saya sampai di tempat pangkalan ojek. Beberapa Orang di sana cukup baik dengan menunjukan alamat yang saya tuju meski tidak langsung tepat pada tempatnya, Setidaknya ada petunjuk yang lebih mendekati bagi saya.


Sampailah di wilayah Rw 10 kel. Padasuka, saya bertemu dengan seorang ibu yang sedang asyik berbincang bincang dengan temannya. Kala itu saya putuskan untuk bertanya kembali untuk mencari alamat yang akan di datangi. Ibu itu dengan baik hati mengantarkan saya sampai depan kediaman bu cucu pengelola bank sampah di wilayah sekepondok. Ternyata sesampainya disana orang yang akan saya wawancara yaitu bu cucu sedang tidak ada di rumah. Informasi itu saya dapat dari Bapak Ketua Rw 11 yang rumahnya tepat di depan rumah bu cucu. Pak Rw lalu menanykan maksud kedatangan saya, setelah di jelaskan beliau akhirnya mengantarkan saya ke rumah salah satu pengurus bank sampah di wilayahnya.

 Rumahnya tidak jauh dari Ruang serba guna Rw 11, ketika itu yang saya kunjungi ternyata benda hara bank sampah. Alhamdulillah saya di terima sebagai tamu oleh beliau, dengan terlihat sedikit wajah tegang dengan kedatangan saya. Akhirnya wajah ibu itu kembali terlihat tenang setelah saya menjelaskan maksud dari kedatangan saya ke rumahnya. Beberapa data mulai ibu itu berikan kepada saya, mulai dari hal kecil sampai curhatannya sebagai salah satu pengurus bank sampah. Menurutnya Bank sampah di sini di beri nama Bank sampah sega mandiri yang di ambil dari nama wilayahnya sekepondok tiga ( sega ). Tempat yang biasa di pakai untuk mengelola bank sampahnya masih menggunakan Ruang serba guna Rw 11 yang berlokasi di jl. Cikutra Gg. sekepondo tiga Rt 07/11 Kel. Padasuka kec. Cibeunying kidul Kota Bandung.


Tampak depan Bank sampah sega Mandiri
Di sinilah awal berdiri nya Bank Sampah Sega Mandiri, Ibu ibu Pkk sebagai penggerak tercetusnya Bank sampah di sana sampai sekarang tetap semangat memberikan informasi terkait kegiatannya, meski masih banyak warga yang belum mengerti apa itu Bank sampah. Namun usaha ibu ibu di sana pantang menyerah untuk terus menjalankan keberadaan bank sampahnya. Sekarang di bulan juni 2015 nasabahnya sudah mencapai 40 orang, padahal awalnya lebih dari itu. Tidak sampai disitu kendala yang di hadapi Bank Sampah Sega Mandiri dengan belum adanya bantuan dari pihak luar membuat sebagian pengurus di sana satu persatu angkat kaki dan memilih tidak terlalu aktif. Padahal awal terbentuknya Bank sampah ini dari kegiatan bersih bersih warga yang sampahnya di jual ke pengepul. Harapan muncul dari pengurus yang masih aktif yaitu adanya bantuan mau berbentuk apapun itu supaya warga kembali tertarik bergabung. Tapi bukan berdirinya bank sampah ini bukan sekadar mencari nasabah sebanyak banyaknya melainkan untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya.

Sayang saat kedatangan saya ke sana sudah tidak terlihat barang barang yang di tampung di ruang Serba guna tersebut. Menurut informasi dari ibu benda hara barang barangnya baru saja di jual ke pengepul dan kegiatan untuk setor sampah di hentikan sementara karena ada renovasi Ruang serba Guna. Pantas saja saat saya kesan tidak tampak tanda yang menunjukan keberadaan bank sampahnya. Biasanya kalau hari jumat dan minggu pukul 09.00 - 11.00 wib tempat ini ramai oleh nasabah yang setor sampahnya.

BERJUANG LEWAT BANK SAMPAH

Keindahan dan kebersihan adalah dambaan bagi setiap orang. Sebenarnya banyak yang ingin merasakan hal itu. Namun entah mengapa, pemandangan itu nampaknya hanya terlihat di sebagian kecil tempat di negeri ini. Sampah menjadi hal utama yang menjadi topik pembicaraan dimana mana saat ini.


Hari kamis tepatnya pukul 11.54 wib. Saya baru saja sampai di wilayah kelurahan Padasuka Kota Bandung.Setelah berkeliling sekitar 15 menit, akhirnya saya menemukan rumah Bu Yeyet. Beliau adalah pengelola Bank sampah di Rw 13. Waktu itu saya bertemu seorang Bapak yang sedang mengerjakan sablon baju, tepatnya di samping rumah Bu Yeyet. Ternyata Beliau adalah suami dari Bu Yeyet sekaligus pencetus Bank sampah di Rw 13.


Seperti biasanya kebanyakan tuan rumah akan mempersilahkan masuk kedalam rumahnya. Begitupun dengan Beliau, meski sedang sibuk masih mau meneyempatkan waktunya menjamu saya. Kebetulan hari itu Bu Yeyet sedang tidak ada di rumah, jadi yang menerima saat itu suaminya. Obrolan itu pun di mulai seperti biasanya dengan memperkenalkan diri saya terlebih dahulu serta maksud kedatangannya ke rumah Bu Yeyet. Nampaknya suami bu Yeyet cukup antusias setelah mendengarkan maksud saya datang kerumahnya.


Sambil duduk kami pun awalnya berbincang tentang kondisi di Rw 13. Seperti kebanyakan daerah lainnya di sana pun isu lingkungan menjadi hal yang sering di bicarakan. Karena melihat kondisi wilayahnya yang di apit  sungai kecil dan sungai besar, Sampah masih bisa terlihat di sepanjang aliran sungai di sana, bahkan terbilang sudah seperti pemandangan yang biasa.

Awalnya pada tahun 2012, Sebagai ketua Rt 07 di lingkungannya, Pa yoyo memberanikan diri mendirikan bank sampah yang saat itu namanya itu belum booming seperti sekarang ini. Bersama warga yang biasa bersih bersih lingkungan, akhirnya impian itu terwujud mulai dengan datangnya respon positif yang datang dari masyarakat sekitar. Berawal dari iseng iseng Pa yoyo dan warga yang selalu memilah sampah dari rumah tangga, tercetuslah Bank sampah Mandiri 13 yang bermakna Bank sampah yang berdiri sendiri di wilayah Rw 13. Bertempat di kediaman pribadinya biasanya Pengelola bank sampah berkumpul. Namun untuk barang sendiri di simpan di ruang serba guna, sedangkan untuk setiap setoran sampahnya masih menggunakan lahan kosong di dekat rumah Pak Rw 13.

Tempat warga menyetorkan sampahnya

madding bantuan dari Pikiran Rakyat
Tempat yang terbilang tidak terlalu besar ini selalu di jadikan pusat kegiatan Rw 13. Apalagi kalau hari jumat warga biasanya melakukan jumsih atau sekarang kerennya dengan sebutan gerakan pungut sampah. Penerimaan sampah di sini sengaja mengambil hari jumat karena di saat warga sedang kumpul. Dari sinilah terbentuknya kesadaran warga dan informasi tentang bank sampah sering di gaungkan kepada warga. Biasanya warga berkumpul untuk setor sampah dari pukul 07.30 - 11. 30 wib, dan warga pun membantu untuk memilah sampahnya.

Kesungguhan Pa yoyo memperjuangkan kebersihan lingkungannya cukup membangunkan hati warga sekitar, meski tidak semuanya warga merespon kegiatan positif yang di lakukan beliau. Semangatnya masih terus ada, salah satunya beliau membuatkan kaos bagi pengelola serta nasabah Bank sampah yang di berikan secara cuma cuma dengan merogoh uang pribadinya. Keinginan beliau melihat lingkungannya bersih terus di upayakan bersama warga lainnya. Sekarang hasil dari bank sampah di sana selain di bagikan uangnya bagi warga yang sudah mempunyai tabungan hasil dari sampahnya, Pa yoyo juga telah memberangkatkan nasabahnya wisata sebanyak 2 kali ke Pantai Pangandaran. Semuanya itu hasil dari tabungan warga yang beliau kelola. Sekarang pengelolaannya di serahkan kepada Bu Yeyet selaku istri beliau.

Banyak harapan yang di sampaikan Pa yoyo seperti ingin adanya bantuan alat pencacah plastik, mesin press supaya bisa memberikan nilai lebih bagi sampah yang di kumpulkan warga serta dapat memberdayakan warga. Bagi siapapun yang ingin menjadi nasabah di sana terbuka bagi siapapun untuk bergabung menjadi anggota dengan datang langsung ke Alamat sekertariat bank sampah Mandiri Berada di Jl. Babakan H. Tamim 8 no 1 Rt 07/13 kel. padasuka Kec. cibeunying kidul Kota Bandung.

BERKARYA DENGAN BANK SAMPAH

Baru saja di bentuk sekitar tiga bulan yang lalu, tepatnya di awal tahun 2015. Bank sampah yang namanya di ambil dari nama sebuah daun yang bernama teratai. Kini di kota Bandung bertambah satu lagi bank sampah. Meski berlokasi di gang sempit tidak membuat warganya  rendah diri. Waktu saya berkesempatan berkunjung ke tempatnya yang berlokasi di jl.babakan andir no.45/208 B RT 05/02 kel.padasuka kec.cibeunying kidul Kota Bandung. Saya awalnya kebingungan dengan lokasinya, tapi berkat nanya kepada seorang bapak yang sedang mengecat kantor serba guna saat itu, Alhasil saya bisa bertemu dengan Ibu H lilis heryani sebagai ketua bank sampah teratai.

Ternyata beliau adalah istri dari bapak yang tadi saya sempat nanya alamat. Jalan saya untuk berkunjung ke tempatnya sepertinya di berikan kemudahan. Bertempat di rumah pribadinya ibu H. Lilis mulai bercerita. " Disinilah tempat ibu mengelola bank sampah teratai.Di bantu oleh 10 orang teman ibu ",ujarnya.

waktu pertama kali mendengar kata bank sampah warga di babakan andir belum semuanya tahu.Di bantu oleh Pak sugiri selaku penasihat  bank sampah teratai ,kini beberapa warga mulai familiar dengan nama itu.
inilah suasana di Bank sampah teratai

Bank sampah teratai sudah dilengkapi Biodegester

Barang hasil setoran warga



Sekarang ibu ibu Pkk di sini selain melakukan gerakan pungut sampah (gps) di setiap hari jumat pagi juga beramai ramai memilah sampah  hasil setoran warga ke bank sampah teratai. Waktunya dari pukul 07.00 - 11.30 wib. Nasabah yang terdaftar sampai bulan juni 2015 tercatat sudah mencapai 20 orang.Barang yang biasa di setor warga disini baru gelas plastik air mineral dan dus.Semua barang hasil setoran di tampung di rumah pribadi Ibu H Lilis. Untuk hasil tabungan warga disini bisa di ambil kapan saja.


Minggu, 05 Juli 2015

REPARASI SEBAGAI PILIHAN

Barang rusak jangan di buang

Bagi sebagian orang, mungkin barang yang sudah jarang dipakai akan di buang atau di simpan di gudang. Padahal jika mau saja  datang ke tempat reparasi akan beda ceritanya. Sekarang ini jasa reparasi mudah di temukan di mana mana. Biasanya jasa reparasi itu kebanyakan barang elektronik, tapi sekarang saya ingin berbagi cerita jasa reparasi sepatu dan tas. 


Namanya Pak Maman ( 70 ) sosok kakek yang sudah tua tapi masih begitu terlihat bugar sedang fokus mereparasi sepatu di kios kecilnya. Siang itu matahari sedang berada di puncaknya. Terlihat beberapa toko mulai tutup, karena hari itu masih di bulan puasa. Namun ada satu yang masih buka yaitu kios milik Pak maman. Kios yang berukuran 1m x 1,5m ini tampak berjejer jaket kulit, tas dan sepatu. Memang Pa maman sendiri menerima jasa reparasi itu sejak tahun 1985.


Awalnya Pak Maman tidak membuka kiosnya di gg. simpang. " Dulu mah tahun 85-an awal awalnya keliling pindah pindah tempatnya ", ucapnya. Dulu tahun 1960 Pak maman bekerja sebagai pembuat sepatu di sebuah toko di kota jakarta.Dengan berbekal pengalaman membuat sepatu, Pak Maman memutuskan pindah ke kota Bandung dan bekerja di toko sepatu eksotik yang berada di kawasan jalan riau. Bekerja sebagai pembuat sepatu lagi lagi berhenti di tengah jalan karena produksi yang semakin sedikit dan toko di nyatakan bangkrut.


Seiring dengan tutupnya toko di tempat Pak maman bekerja, maka  karyawan di berhentikan. Tepat di tahun 1985 menjadi awal menjalani profesi sebagai Tukang Reparasi sepatu. Dengan modal keahliannya di bidang sepatu inilah yang menjadi pemicu semangat untuk tetap berada di bidang sepatu.Karena ingin mempunyai tempat yang tetap, akhirnya Pa maman mencoba meminta izin ke saudaranya untuk membuka kios di lahan miliknya. Alhasil mimpinya menempati kios itu tercapai, meski ukurannya kecil. Sejak 25 tahun berkeliling, tepatnya pada tahun 2005 Pak maman baru pindah ke kios milik saudaranya dengan sistem sewa. Kios kecilnya berada di depan grosir bahan sembako yang berlokasi di jl.kiaracondong Gg.simpang ert 03/07 kel.Babakan Surabaya kec.Kiaracondong Kota Bandung. Patokannya berada di belakang bandung trade mall. Ini suasana kios milik Pak Maman

Kios kecil tempat Pa Maman bekerja

Pa Maman dan sendal yang sedang di reparasi



Dari sinilah Pak maman bisa menyekolahkan ke enam anaknya sampai ke tingkat sma.Sehari penghasilannya dari jasa repaasinya ini bisa meraup Rp.150 ribu. Tapi kalau sepi kadang sampai tidak ada uang yang bisa di bawa pulang. Di kiosnya ini Pak maman biasa menerima jasa reparasi berbagai sepatu , sendal dan tas. Dengan mematok harga yang bervariasi mulai 15 ribu - 20 ribu gimana tingkat kerusakannya. Kiosnya Buka setiap hari dari 08.00 - 16.30 wib. 

Pesan Pak maman kalau punya barang seperti Sepatu bekas atau tas bekas dari pada di buang lebih baik Reparasi.
semoga cerita ini bermanfaat dan menjadi inspiras bagi saya pribadi dan pembaca.

Jumat, 03 Juli 2015

HAYU NGURUS BANK SAMPAH

Bank sampah sekarang ini sudah mulai ramai di bicarakan orang orang. Di Kota Bandung sendiri karena ada himbauan dari pemkot setiap RW mempunyai bank sampah. Salah satunya di RW 10 kelurahan Padasuka ada warganya yang menginginkan  berdiri bank sampah di tempatnya. Tepat pada akhir tahun 2014 Bank  Sampah RW 10 mulai beroperasi.

Pengelola bank sampah ini di percayakan kepada ibu cucu sebagai ketua bank sampah RW 10. Saya sendiri tahu keberadaan bank sampah ini dari warga RW 11 yang kebetulan waktu survey ke tempatnya. Berdasarkan informasi dari warga tersebut yang membuat saya ingin bertemu pengelola sekaligus ingin tahu tempatnya. Dari hasil bertanya ke warga sekitar alhasil saya tahu tempat kediaman bu Cucu. Waktu sampai rumahnya, kebetulan Bu Cucu sedang tidak sibuk, tapi kelihatannya mau pergi. Dengan baju yang sudah rapih dan wangi beliaupun mempersilahkan untuk masuk ke rumahnya. Namun perasaan saya kurang enak karena melihat beliau yang kelihatannya akan pergi. Mungkin bagusnya nanti saja pertemuan ini di lanjut. " Aa, kira kira lama ga ngobrolnya soalnya ibu teh mau pergi dulu ke kelurahan, ini juga sudah terlambat,"Ucapnya. Akhirnya saya bilang ke beliau kalau wawancaranya besok saja itu juga kalau ibu ga sibuk. Sebelum pamit untuk pulang saya di beri nomer yang bisa di hubungi oleh Bu Cucu.


Bulan juli baru saja datang tepatnya 1 juli. Saya kembali pergi untuk menemui Bu Cucu. Kali ini rumahnya tampak sedang dalam renovasi. Suami bu Cucu langsung mempersilahkan saya untuk masuk kedalam rumahnya. Terlihat bu cucu sedang sibuk mengisi lembaran lembaran data warga. Lagi lagi perasaan saya ga enak, takutnya mengganggu di tengah kegiatannya. Bu Cucu akhirnya menerima saya dan meluangkan waktunya untuk wawancara.

Menurut Bu cucu Bank sampah yang di kelolanya belum begitu besar dan masih dalam tahap belajar. Masih perlu sosialisasi ke warga supaya tahu keberadaan bank sampahnya. Karena kesibukan masing masing para pengurus makanya bank sampah ini pengelolaannya belum begitu maksimal. Sekarang ( 01/07/2015 ) kepengurusan bank sampah ini di isi dengan 3 orang anggota dan 19 orang nasabah. Kedepan menurut Bu Cucu harus ada inovasi biar warga tertarik untuk terlibat langsung di bank sampahnya. Sampah rumah tangga dari warga untuk sementara di tampung d ruang serba guna RW 10.
lokasi gedung serba guna
  
Waktu saya berkunjung ke tempat ini, kebetulan kata bu cucu karena mau menjelang lebaran jadi sampah hasil pilahnya sudah di jual ke bandar rongsok. Sekarang uang yang terkumpul sudah mencapai Rp. 300.000,.00 dan akan di bagikan ke beberapa nasabah. Meski sebelumnya nasabah di bank sampah RW 10 ini tidak meminta imbalan dari hasil sampah yang di kumpulkannya. di sini juga hasil dari tabungan warga yan terkumpul tidak akan dalam bentuk uang tapi sembako. Semua itu hasil dari barang yang di kumpulkan nasabah. Sampah yang di terima di sini di antaranya
Botol  Plastik - kg - Rp. 1200
Kardus - kg - Rp. 3500
Gelas plastik air mineral - kg - Rp.3000
emberan - kg - Rp. 2000
koran - kg - Rp. 1200
Besi - kg - Rp. 1000
Kaleng - kg - Rp.1200
botol kaca - kg - Rp. 150

Dari semua Sampah yang terkumpul itu biasanya ada yang menjemput dari pihak lapak rongsokan untuk mengambil sampahnya. Harga sendiri berubah ubah tiapa waktunya, apalagi menjelang lebaran biasanya harga turun. Harapan Bu Cucu warga semakin banyak yang jadi nasabah dan lingkungan juga semakin bersih.Ajakan untuk ngurus bank sampah terus di suarakan oleh Bu cucu kepada warganya. Dan Bila ingin menjadi Nasabah di Bank sampah RW 10 bisa datang langsung ke lokasi. Patokannya bisa lewat JL. P.h.h Mustofa atau Jl. Ahmad yani. Lokasi lengkapnya Jalan sekepondok 2 Rt01/10 kel.padasuka kec. cibeunying kidul Kota Bandung. Bank sampah Buka Setiap Hari rabu dan minggu ( 09.00 - 15.00 wib ).

SEMANGAT BANK SAMPAH DARI SEORANG IBU

Waktu itu jam menunjukan pukul 09.30 wib. matahari sudah mulai nampak memancarkan sinarnya. Jalanan masih tampak belum terlalu ramai, mungkin karena masih bulan ramadhan. Begitupun dengan jalanan di sekitar padasuka.

Saya hari itu harus mengerjakan beberapa tugas, salah satunya survey tempat baru. Tempat yang harus saya survey ini berada di kelurahan Padasuka. Lewat media sosial Twitter saya mendapatkan informasi bahwa di sana terdapat bank sampah terbanyak tingkat kelurahan di kota Bandung. Bank sampah menjadi target saya saat itu karena semangat masyarakat di kota ini sudah mulai terbangun.

Awalnya saya menuju jalan padasuka yang ke arah saung angklung udjo, tapi berkat nanya ke bapa pengatur lalu lintas di sana kalau semakin ke atas sudah bukan wilayah kota lagi. Akhirnya saya memutuskan untuk putar arah menuju padasuka bawah. Hal pertama yang saya lakukan saat itu adalah mencari kantor kelurahan. Bagi saya kantor kelurahan adalah pusat informasi yang bisa memberikan jawaban pada saat itu. Sesampainya di kantor kelurahan saya di terima oleh seorang ibu yang dengan ramah memberikan pelayanannya. waktu saya tanya mengenai bank sampah di wilayahnya dengan sigap beliau mengantarkan saya langsung ke lokasi pertama bank sampah yang kebetulan lokasinya ada di depan kantor kelurahan. Memang keberadaannya tidak terlalu kelihatan karena hanya di pasang spanduk yang kecil, itupun di rumah pribadi.

Lokasi Bank sampah mandiri
Tempatnya berada di jalan Padasuka no. 13 Rt 03/01 kel. padasuka kec. cibeunying kidul Kota Bandung


Bertemu pemilik Bank sampah memang sesuatu yang membuat saya senang karena bisa mendapatkan data yang lebih akurat di saat survey. Rumah yang tampak sederhana dan seorang ibu yang juga terlihat murah senyum itu adalah pemandangan di pagi itu. Namanya ibu Eli pemilik rumah itu sekaligus pendiri Bank Sampah Mandiri. Kedatangan saya di sambut hangat dengan menyuruh masuk kedalam rumahnya.Namun saya lebih memilih di teras rumahnya biar tidak menggangu keluarga yang ada di dalam rumahya. Kata bu Eli awal berdirinya Bank sampah Mandiri pada tahun 2011. Tadinya idenya muncul karena banyak sampah rumah tangga yang di buang begitu saja. Dengan mengajak ibu ibu untuk memulai memilah sampah di rumahnya alhasil mereka mau di ajak kerjasama. "Awalnya ibu ibu itu ngasih sampahnya, tapi yang sudah di pilah dan tidak meminta imbalan sedikitpun. tapi karena bentuk rasa terima kasih saya kasi sembako, ya sekadar hadiah aja ," ucapnya.


Berharap munculnya kesadaran warga itu yang Bu eli inginkan setelah adanya bank sampah. Sedikit demi sedikit hasilnya mulai terlihat. Seiring berjalannya waktu nasabahnya terus bertambah sekarang sudah mencapai 40 orang. Pengelolaanya di bantu oleh 11 orang ibu ibu pkk di kelurahan Padasuka. Kerjanya memilah dan menimbang sampah. Sekarang mulai banyak bantuan dari pihak swasta yang datang ke Bank Sampah Mandiri di antaranya dari unilever dan Pikiran rakyat. selain itu juga Bank sampah mandiri mendapatkan bantuan biodegester alat pengolahan untuk sampah. seperti ini alatnya


Biodegester

Mading sumbangan dari Pikiran rakyat

Jika ingin menjadi Bank sampah Mandiri bisa langsung datang ke lokasi. waktu operasionalnya hari minggu mulai pukul 12.00 -  selesai.