Sudah menginjak hari senin ayo semangat, i like Monday
Hari ini saya tampak bingung, maksudnya motor yang biasa
saya pakai harus terparkir di rumah.karena saat hari sabtu kabel kopling motor
putus jadi untuk sementara tidak bisa di pakai.plan b meminjam motor sang
keponakan, ternyata motornya sama mogok. Aduh terpaksa saya harus menggunakan
angkot, tak apa sih emang saya sudah terbisa dengan angkot juga. Hanya tempat
yang satu tidak bisa di jangkau oleh angkot karena letaknya di daerah
rancacili,mungkin untuk yang di ranca manyar bisa di jangkau oleh angkot.lagi
lagi harus mengambil keputusan dengan cepat supaya tugas saya ini tidak
terbengkalai, akhirnya saya memutuskan untuk membawa motor keponakan saya ke
bengkel supaya bisa di pake, dan sekalian beli kabel kopling motor si merah.
Alhamdulillah motor selesai saatnya berangkat ke target
pertama lapak milik bu juju yang seharusnya saya datangi kembali setelah hari jumat gagal
menemui sang empunya. Beliau sedang menikahkan anaknya,laju motor lumayann
kenceng saat itu karena sudah terlalu siang. tampak dari jauh sedang ada
operasi di kawasan jalan soekarno hatta arah gede bage. Kayaknya saya akan di
berhentikan , nyali saya tidak akan menciut karena saya rasa tidak melanggar
lalu lintas dan surat surat berkendaraan pun lengkap.Pak polisi memperbolehkan
saya melanjutkan perjalanan dan tibalah di lapak milik bu juju. suasana masih
tampak sepi hanya ada 2 orang ibu ibu sedang ngobrol di depan lapak.
Di dalam lapak pun sedang ada bapak bapak tampak berbincang
santai sambil minum kopi,tak mau ambil lama saya sambangi keduanya dengan
pertama berkenalan ,namun wajahnya yang tampak seperti kelelahan masih terpancar
jelas sepertinya,saat bertanya kepada keduanya salah satu dari mereka hanya bisa menjawab
bu jujunya belum datang karena masih lelah setelah menikahkan anaknya.saya
coba untuk berbicara dengan salah satu keduanya untuk bisa memperoleh data
tempat tersebut.keduanya menolak dengan alasan masih pusing dan nanti aja ke bu
juju katanya kalau mau data jelas,saya di sarankan untuk datang hari selasa.
Blusukan untuk ke tempat selanjutnya
Titik yang harus di survey berikutnya lapak milik pa edi di
jalan cipamokolan Rt01/Rw06 di wilayah Rw ini banyak lapak kecil yang berdiri
saling berjauhan.satu satu mulai saya datangi untuk memastikan lapak milik pa
edi, sudah beberapa kali putar putar tidak ada lapak milik pa edi.ada satu
lapak yang memberikan informasi kalau lapak milik pa edi sudah beralih tangan
ke pak aep dekat grand sharon sebelah bengkel sepeda. setelah di cek keberadaanya
lapak tersebut memang bukan milik pa edi, lapaknya sudah tidak ada.menurut
beberapa orang sekitar serta pekerja di lapak bapak aep,saya kembali lagi ke
lapak milik seorang bapak yang memberitahu keberadaan lapak pak aep.lumayan
muter muter sih tapi itulah cara saya untuk memperoleh data yang valid.
Saya putuskan lapak bapak sebagai gantinya lapak yang
semestinya saya survey. Alhasil pak dadang setuju untuk saya minta datanya yang
nantinya kan dimasukan ke dalam peta persampahan kota bandung. Sosok sederhana dan juga ramah terhadap saya itulah Pak dadang,saya menggunakan handphone untuk
merekam data hasil wawancara.pa dadang sebagai
seorang pengelola mempunyai anak
buah yang keliling setiap harinya.tinggal di ruangan yang sederhana dengan
keluarga kecilnya.saya tunjukan tampak depan lapak yang sedang di kelolanya
jam operasional jam 07.00- 16.00 wib buka setiap hari
Menurut pa dadang status kepemilikan lapak yang di pakainya bukan milik pribadi alias ngontrak.sekitar bulan juli tempat ini kabarnya
akan di bangun oleh pengembang,barang di tempat ini di terima sudah dengan
keadaan hasil pilahan yang nantinya akan di kirim ke bandar besar.mari lihat Ini
beberapa barang yang di tampung di lapak yang di kelolanya
Besi perkilo Rp.2500
Kardus perkilo Rp.1200
Koran perkilo Rp.1500
Plastik perkilo Rp. 2000 tanpa pisah alias satu harga
Kertas / arsip perkilo Rp.1500
Tembaga perkilo Rp.40.000
Kuningan perkilo Rp.20.000
Almunium perkilo Rp.10.000
Barang yang di terima disini barang bagus dan rusak sebagian
Informasi dari beliau usahanya ini sedang lesu karena
banyaknya barang bekas impor yang menjatuhkan harga pasaran. Harapan darinya
semoga pemerintah berpihak kepada lapak lapak lokal dan mengambil kebijakan
yang tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar